Rabu, 24 Juni 2015

Kanban

Definisi dan Konsep Kanban

Pengertian :
Kanban dalam bahasa jepang berarti “Visual record or signal”. Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti bendera,lampu dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan “produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan” dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi”, yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu.

Fungsi Kanban :
Kanban dalam sistem produksi Just In Time (JIT) mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
a) Memberikan informasi pengambilan dan pengangkatan 
b) Memberikan informasi produksi 
c) Berlaku sebagai perintah kerja yang ditempelkan langsung pada barang
d) Mencegah produk cacat dengan mengenali proses yang membuat cacat.
e) Mengungkap masalah yang ada dan mempertahankan pengendalian persediaan.
f) Pengendalian visual (visual control)
g) Perbaikan proses dan operasi manual.
h) Alat untuk melakukan improvement.

Aturan – aturan Kanban :
Peraturan 1 
Proses berikutnya harus menarik (mengambil) produk yang diperlukan dari proses sebelumnya dalam jumlah yang diperlukan dan pada saat yang diperlukan (sesuai dengan yang tercantum dalam kanban). 
Syarat penting untuk peraturan pertama ini adalah pelancaran produksi yaitu produksi harian yang ditingkatkan dan jumlah lot 1 unit, diperlukan untuk dapat ditarik dengan lancar dari proses sebelumnya. Sub peraturan yang harus dipenuhi antara lain: 
1. Setiap pengambilan tanpa kanban harus dilarang 
2. Setiap pengambilan yang lebih besar dari jumlah kanban harus dilarang 
3. Kanban yang harus ditampilkan pada produk fisik. 
Peraturan 2
Produk yang rusak tidak boleh diteruskan ke proses berikutnya. 
Jika suatu produk rusak ditemukan oleh proses berikutnya, maka proses berikut ini akan menghentikan lininya, karena tidak memiliki persediaan, dan akan mengirim kembali produk yang rusak ini kepada proses sebelumnya 

Peraturan 3
Jumlah kanban harus sekecil mungkin.
Mengingat jumlah kanban menyatakan persediaan maksimum suatu suku cadang, maka jumlah ini harus dijaga sekecil mungkin. Toyota menganggap tambahan tingkat persediaan sebagai asal mula semua jenis pemborosan. 

Peraturan 4
1. Sistem kanban harus dipergunakan untuk menyesuaikan dengan fluktuasi permintaan yang kecil saja (penyetelan produksi dengan kanban). Penyetelan produksi dengan kanban, mempunyai arti sebagai berikut:Keadaan dimana tidak ada perubahan beban produksi seluruhnya dalam sehari, tetapi hanya perubahan jenis, tanggal penyerahan, dan jumlahnya. Dalam hubungan ini, sistem kanban dapat dianggap sebagai alat yang paling ekonomis untuk suatu sistem informasi.
2. Keadaan dimana ada perubahan jangka pendek dalam beban produksi sehari-hari, meskipun jumlah bulanan tetap sama. Untuk keadaan ini frekuensi gerakan kanban akan ditingkatkan atau dikurangi. Keadaan dimana ada perubahan permintaan musiman atau perubahan permintaan bulanan di luar beban yang sudah ditentukan. Untuk keadaan ini jumlah kanban harus ditambahi atau dikurangi, dan pada waktu bersamaan semua lini produksi harus diatur kembali.



Ada tiga macam tipe Kanban:
  1. Withdrawal Kanban: kartu sinyal yang menjelaskan apa yang harus di pull dan darimana di pull.
  2. Production Kanban: kartu sinyal yang memicu terjadinya proses produksi
  3. Supplier Kanban: kartu sinyal yang dipakai untuk memicu supplier untuk mengisi secara batches.
Kita perlu melakukan identifikasi value stream secara keseluruhan mulai dari barang diterima dari supplier sampai ke setiap proses produksi menuju ke gudang barang jadi. Kemudian kita bisa mengidentifikasi proses mana yang memiliki capacity aliran paling kecil dari keseluruhan langkah proses. Proses ini kita sebut sebagai pacemaker yaitu suatu proses yang memiliki rate terendah dan berfungsi sebagai penentu schedule untuk downstream pull. Pacemaker ini menentukan kecepatan dari proses upstream dan proses downstream.
Keuntungan Kanban:
  • Transfer informasi dengan biaya rendah tidak menggunakan komputer
  • Response yang cepat terhadap perubahan
  • Mendelegasikan tanggungjawab ke operator
  • Mengurangi leadtime

reference :


Kamis, 18 Juni 2015

Strategi Marketing

Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan 

Pengertian
Dalam menjalankan usaha, ada hal yang lebih penting dibanding menciptakan produk, yaitu pemasaran produk dan jasa yang dilakukan dengan handal.
Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.[2] Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
  1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
  2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
  3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.  
Bisa dikatakan, strategi pemasaran merupakan kunci berhasilnya penjualan suatu produk. Akan tetapi kualitas produk juga tetap perlu diperhatikan karena menjadi poin penting dalam pemasaran tersebut.
Setelah anda memastikan produk anda memiliki kualitas yang baik, ciptakanlah strategi pemasaran yang baik dan efektif agar prosesnya dapat berjalan dinamis dan terkontrol.Nah, berikut ini adalah 5 strategi pemasaran dalam berbisnis yang bisa anda terapkan untuk meningkatkan penjualan produk atau jasa Anda:

Mengenali Pelanggan

Lakukan identifikasi terhadap target pasar anda. Misalnya, jika usaha anda bergerak dalam pemasaran fashion Korea, anda bisa membidik kalangan remaja yang identik dengan demam Korea.
Jika usaha anda bergerak dalam pemasaran sepatu wedges, anda bisa membidik para wanita dengan rentang umur 20-35 tahun. Identifikasi yang tepat dapat mempermudah anda dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif dan menghindarkan anda dari pembuangan biaya dan waktu yang sia-sia.

Melakukan Promosi

Lakukan pengenalan produk/promosi kepada konsumen dengan cara yang kreatif. Sebisa mungkin, anda harus melakukan promosi yang konsisten dan terus-menerus.
Misalnya setiap kali anda bepergian, anda bisa membawa brosur dan pamflet berisi produk usaha anda untuk dibagikan kepada orang yang dituju, keluarga, rekan kerja, ataupun disebarkan di tempat-tempat umum. Bisa juga dengan membuat status mengenai produk usaha anda di sosial media.
Selain itu, amatilah bagaimana promosi yang diterapkan oleh para kompetitor. Jika promosi anda lebih menarik, silahkan melanjutkan. Namun jika promosi kompetitor jauh lebih menarik, segera siapkan promosi yang lebih unik, kreatif, dan menarik.
Satu lagi cara promosi yang dapat anda lakukan adalah dengan berpromosi dari mulut ke mulut. Tak dapat dipungkiri bahwasannya cara ini dapat menjaring pelanggan jauh lebih banyak. Dengan berbagai cara ini, anda dapat menemukan pelanggan dengan sendirinya.

Memilih Lokasi yang Strategis

Hal penting lainnya yang harus diperhatikan ialah pemilihan lokasi usaha. Anda bisa melihat contohnya lewat berbagai Bakery yang berdiri di sepanjang jalan yang sibuk dan dilalui oleh banyak orang.
Pemilihan lokasi tersebut merupakan salah satu strategi mereka untuk menjaring pelanggan. Karena itu, pilihlah lokasi usaha yang strategis dan tepat agar usaha anda dapat dijangkau oleh pelanggan.

Menggunakan Internet Marketing

Salah satu strategi pemasaran yang sedang gencar dilakukan ialah internet marketing. Dengan menampilkan produk usaha anda pada situs jejaring sosial, maka anda dapat mengetahui bagaimana selera konsumen dan apa yang mereka butuhkan. Semakin hari aktivitas jual beli melalui online shop semakin marak dilakukan.
Para konsumen cenderung ingin berbelanja dalam ruang yang lebih privat dan terhindar dari keramaian. Internet membuka pintu yang lebar bagi anda untuk berinovasi.
Anda dapat menampilkan produk usaha anda pada website, blog, facebook, dan situs lainnya, dengan memasang foto-foto yang sekiranya dapat menarik konsumen. Dengan menggunakan internet marketing, anda juga dapat berinteraksi secara langsung dengan konsumen tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Menjalin Hubungan yang Baik dengan Konsumen

Konsumen ialah raja. Slogan satu ini patut dipertahankan guna menjaga kelangsungan suatu usaha. Jalinlah hubungan yang baik dengan konsumen. Hubungi mereka untuk sekadar menanyakan testimoni mengenai produk usaha anda ataupun  menginfomasikan produk yang baru anda keluarkan, dan promo yang sedang berjalan.
Konsumen membutuhkan produk dan anda membutuhkan konsumen untuk orientasi keuntungan. Maka itu, terapkanlah simbiosis mutualisme dalam hal berbisnis.Menjalin hubungan yang baik dengan konsumen merupakan kunci terakhir yang harus anda pegang untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
  1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
  2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :
  1. Tempat yang strategis (place),
  2. Produk yang bermutu (product),
  3. Harga yang kompetitif (price), dan
  4. Promosi yang gencar (promotion).
Dari sudut pandang konsumen :
  1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
  2. Biaya konsumen (cost to the customer),
  3. Kenyamanan (convenience), dan
  4. Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.



reference : 


Purchasing

Pengertian Purchasing ( Pembelian )


Pengertian

          Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.


          Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.


fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.

          Berikut adalah beberapa alasan mengapa pembelian merupakan area yang penting yang dikemukakan Brown dkk. (2001:131), yaitu:


1. Fungsi pembelian memiliki tanggung jawab untuk mengelola masukan perusahaan pada pengiriman, kualitas dan harga yang tepat, yang meliputi bahan baku, jasa dan sub-assemblies untuk keperluan organisasi.

2. Berbagai penghematan yang berhasil dicapai lewat pembelian secara langsung direfleksikan pada lini dasar organisasi. Dengan kata lain, begitu penghematan harga dibuat, maka akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap struktur biaya perusahaan. Sehingga sering dikatakan bahwa penghematan pembelian 1% ekivalen dengan peningkatan penjualan sebesar 10%.

3. Pembelian dan suplai material mempunyai kaitan dengan semua aspek operasi manajemen.


         Dengan demikian, apapun jenis dan ukuran perusahaannya, pembelian yang dilaksanakan dengan ekonomis dan efektif amat diperlukan dalam upaya mencapai kondisi perusahaan yang sehat karena pembelian merupakan kegiatan yang memerlukan pengerahan sumber daya dalam jumlah besar.


Tugas dan tanggung jawab fungsi pembelian



Pada dasarnya peran fungsi pembelian adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu, harga dan kualitas yang tepat. Assauri (1998:162) menjabarkan tanggung jawab bagian pembelian sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga dimana perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.

2. Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti perkembangan bahan-bahan baru yang dapat meguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produk perusahaan, harga serta desainnya.

3. Bertanggung jawab untuk menurunkan investasi atau meningkatkan perputaran bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam pabrik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.

4. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data-data dan perkembangan pasar, perbedaaan sumber-sumber penawaran (supply) dan memeriksa pabrik suplier untuk mengetahui kapasitas dan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.

5. Bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan.



Tugas-tugas yang dilakukan bagian pembelian dalam memenuhi tanggung jawab tersebut diatas antara lain:

1. Melakukan pembelian bahan-bahan secara bersaing atas dasar nilai yang ditentukan           tidak hanya pada harga yang tepat tetapi juga pada waktu yang tepat, serta jumlah dan         mutu yang tepat pula.
2. Membantu pemilihan bahan-bahan dengan melakukan penyelidikan.
3. Melaksanakan usaha-usaha pencarian paling sedikit dua sumber suplai.
4. Mempengaruhi tingkat persediaan terendah.
5. Menjaga hubungan baik dengan suplier.
6. Melakukan kerjasama dan koordinasi yang efektif dengan fungsi-fungsi lainnya dalam perusahaan.
7. Meneliti keadaan perdagangan pasar.
8. Membeli seluruh bahan-bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan tepat waktu sehingga tidak menganggu rencana produksi dari perusahaan tersebut.



Galloway dkk. (2000:305) mendefinisikan tujuan dan tanggung jawab departemen pembelian adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Memilih, mengevaluasi dan mengembangkan sumber-sumber untuk bahan dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.

2. Memelihara dan membangun relasi dengan suplier yang berkenaan dengan kualitas, pengiriman, pembayaran dan pengembalian.

3. Mencari bahan dan produk baru, serta sumber-sumber baru untuk memperoleh bahan dan produk yang lebih baik yang mungkin bisa digunakan oleh perusahaan di masa yang akan datang.

4. Melakukan negosiasi dan memperoleh bahan baku, peralatan, barang dan jasa pada harga yang mencerminkan the best value for money.

5. Ikut berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas untuk reduksi biaya.

6. Memelihara sistem komunikasi yang efektif dan melakukan konsultasi secara rutin dengan fungsi-fungsi internal.

7. Selalu memberikan informasi mengenai biaya pembelian dan berbagai perubahan yang mungkin bisa mempengaruhi laba perusahaan dan perkembangan dimasa mendatang kepada manajemen puncak.



5 S dan Continous Improvement


Pengertian 5 S dan Continous Improvement


Pengertian

     Improvement berasal dari kata improve yang artinya meningkat, dimana pada dasarnya meningkat adalah berubahmenjadi lebih baik. Continuous improvement adalah peningkatan dan perbaikan yang berkesinambungan (tiada henti)dimana mengarah pada kemajuan yang lebih baik atau unggul.

     Pada dasarnya istilah continuous improvement mengacu pada konsep Kaizen di Jepang. Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan terus-menerus atau perbaikan berkelanjutan. Perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan, dimulai dengan pengembangan tim dan harus didukung oleh tim kerja. Kaizen harus dilaksanakan oleh perusahaan atau organisasi yang menggunakan filosofi Total Quality Management. Kaizen merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi.

    Konsep 5 S pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan, kebersihan, dan kedisiplinan di tempat kerja. Konsep 5 S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, tertib maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan. Dengan kemudahan bekerja ini, empat bidang sasaran pokok industri yang meliputi:

Efisiensi Kerja
Produktifitas Kerja
Kualitas Kerja, dan
Keselamatan Kerja dapat lebih mudah dipenuhi.

Berikut ini adalah penjelasan yang lebih detil mengenai bagian-bagian dari 5 S.

Konsep Seiri
Seiri adalah memisahkan benda yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan (ringkas). Sesungguhnya, terdapat banyak barang yang tidak diperlukan di dalam setiap pabrik. Barang yang tidak diperlukan artinya barang tersebut tidak dibutuhkan untuk kegiatan produksi saat ini (Hirano, 2005: 13).Untuk mengetahui barang-barang yang perlu dibuang, barang harus dipisahkan menjadi yang diperlukan dan yang tidak diperlukan. Hal ini disebut dengan “Seiri visual”, kemudian dilaksanakan menggunakan label merah seperti di perusahaan Toyota.

Contoh daftar periksa untuk menerapkan strategi label merah dapat dilihat seperti di bawah ini.

1. TAHAP PERMULAAN


Peserta : Pabrik, Bahan, Manajemen
Jangka Waktu : 1-2 bulan
Hal : Pastikan para pekerja tidak menyembunyikan
barang yang tidak diperlukan.


2. MEMBEDAKAN BARANG DENGAN LABEL MERAH


Persediaan : Bahan mentah, komponen, produk
Sarana : mesin, peralatan, jig dan alat, cetakan, kereta, pengangkut, meja
Ruang : Lantai, rak, tempat penyimpanan.


3. MENENTUKAN STANDAR LABEL MERAH


Memperjelas standar untuk barang yang tidak diperlukan: contohnya “TANPA LABEL” untuk barang yang akan digunakan untuk bulan berikutnya; “DENGAN LABEL” untuk barang yang tidak akan digunakan pada bulan berikutnya


4. PEMBUATAN LABEL MERAH


Penting bahwa setiap orang cepat melihatnya.
1. Kertas merah ukuran A4
2. Meliputi nama barang, kuantitas, alasan, dan sebagainya.



5. MENEMPELKAN LABEL


Jangan menyuruh orang yang langsung terkait untuk menempelkannya. (supervisor yang melakukan, agar tidak mengganggu pekerjaan para pekerja).
2. Jangan dengarkan alasan-alasan.
3. Harus tegas.
4. Tempelkan label pada setiap barang yang dipertanyakan.
5. JumlaH label menunjukan efisiensi pemeriksaan bukan Kegagalan pemeriksaan.


6. MENANGANI BARANG DENGAN LABEL MERAH & EVALUASI


Persediaan : Daftar persediaan yang tidak diperlukan memisahkan barang persediaan yang hanya digunakan sewaktu-waktu.

Peralatan : Pindahkan atau keluarkan setiap barang yang dapat menghalangi penerapan kegiatan 5 S

Konsep Seiton
Konsep ini menyusun dengan rapi dan mengenali benda untuk mempermudah penggunaan. Kata Jepang seiton ( 整頓 ) secara harfiah berarti menyusun benda dengan cara yang menarik (rapi). Dalam konteks 5 S. ini berarti mengatur barang-barang sehingga setiap orang dapat menemukannya dengan cepat. Untuk mencapai langkah ini, pelat penunjuk digunakan untuk menetapkan nama tiap barang dan tempat penyimpanannya (Yasuhiro,1995: 249). Seiton memungkinkan pekerja dengan mudah mengenali dan mengambil kembali perkakas dan bahan, dan dengan mudah mengembalikannya ke lokasi di dekat tempat penggunaan. Pelat penunjuk digunakan untuk memudahkan penempatan dan pengambilan kembali bahan yang diperlukan.

Konsep Seiso 
Konsep ini selalu mengutamakan kebersihan dengan menjaga kerapihan dan kebersihan (resik). lni adalah proses pembersihan dasar dimana suatu daerah disapu dan kemudian dipel dengan kain pel. Karena lantai, jendela, maupun dinding harus dibersihkan, seiso setara dengan aktifitas pembersihan berskala besar yang dilakukan setiap akhir tahun di rumah tangga Jepang.
Meskipun pembersihan besar-besaran di seluruh perusahaan dilakukan beberapa kali dalam setahun, tiap tempat kerja perlu dibersihkan setiap hari. Aktifitas itu cenderung mengurangi kerusakan mesin akibat tumpahan minyak, abu, dan sampah. Contohnya, kalau ada pekerja yang mengeluh ada mesin yang rusak ini tidak berarti mesin itu perlu penyetelan. Sebenarnya, yang diperlukan mungkin hanya program pembersihan di tempat kerja (Yasuhiro,1995:249).

Konsep Seiketsu 
Seiketsu yaitu usaha yang terus menerus untuk mempertahankan 3S tersebut diatas, yakni Seiri,Seiton), dan Seiso. Pada prinsipnya mengusahakan agar tempat kerja yang sudah menjadi baik dapat selalu terpelihara. Di tempat kerja yang rawat, kerawanan dan penyimpangan dapat segera dikenali, sehingga berbagai masalah dapat dicegah sedini mungkin (Kristianto, 1995: 47). Memelihara tempat kerja tetap bersih tanpa sampah atau tetesan minyak adalah aktivitas Seiketsu. Antara seiso denganseiketsu sangat berkaitan erat.

Konsep Shitsuke 
Shitsuke adalah metode yang digunakan untuk memotivasi pekerja agar terus menerus melakukan dan ikut serta dalam kegiatan perawatan dan aktivitas perbaikan serta membuat pekerja terbiasa mentaati aturan (rajin). Hal ini dianggap sebagai komponen yang paling sukar dari 5 S. Untuk aktivitas ini, pekerja Jepang diharapkan melatih pengandalian diri sendiri, bukan dikendalikan manajemen (Yasuhiro, 1995:266).



BullWhip Effect

Mengenal BullWhip Effect pada SCM



Pengertian
Bullwhip effect merupakan istilah yang digunakan dalam dunia inventory yang mendifinisikan bagaimana pergerakan demand dalamsupply chain. Bullwhip yaitu cambuk, alat untuk mengendalikan sapi atau banteng. Konsepnya adalah suatu keadaan yang terjadidalam supply chain, dimana permintaan dari customer mengalami perubahan, baik semakin banyak atau semakin sedikit, perubahanini menyebabkan distorsi permintaan dari setiap stage supply chain. Distorsi tersebut menimbulkan efek bagi keseluruhan stage supply chain yaitu permintaan yang tidak akurat.
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya bullwhip effect yaitu :
1. Demand forecast updating
Peramalan permintaan dilakukan oleh hampir setiap perusahaan karena tidak ada perusahaan yang bisa mengetahui pastiberapa produk yang akan diminta oleh pelanggan pada suatu periode tertentu. Tingkat akurasi ramalan biasanya meningkatsemakin kita mendekati periode yang diramalkan karena informasi seperti order dari pelanggan, situasi pasar dan sebagainyamenjadi semakin jelas. Untuk mengakomodasikan informasi dan pengetahuan terbaru ke dalam ramalan, setiap saatperusahaan harus melakukan pembaharuan (updating) terhadap ramalan tersebut. Beberapa studi yang dilakukan penelitimenimpulkan bahwa model ramalan yang digunakan bisa berpengaruh terhadap intensitasbullwhip effect. Untuk permintaanyang bersifat acak dengan distribusi yang identic bullwhip effect bisa lebih besar jika ritel menggunakan model peramalanexponential smoothing, dibanding dengan metode moving average. Hasil penelitian juga mengatakan bahwa ramalan yang lebihhalus bisa mengurangi bullwhip effect. Jadi, kalau misalnya perusahaan menggunakan model peramalanexponential smoothing, koefisien alpha yang lebih kecil (yang berarti bahwa permintaan terkini diberikan bobot yang kecil) bisa mengurangibullwhip effect.
2. Order batching
Order batching diperlukan karena proses produksi dan pengiriman produk tidak akan ekonomis bila dilakukan dalam ukurankecil. Pada model-modelinventory yang berdasarkan prinsip economic order quantity (EOQ) kita bisa mengerti bahwa ukuranpesanan yang terlalu kecil akan mengakibatkan ongkos-ongkos pesan yang terlalu besar. Perusahaan yang mengaplikasikansistem MRP biasanya menggunakan model-model lot sizing, yang pada hakekatnya sama dengan order batching. Sama halnyadengan Silver Mealleast unit cost dan sebagainya pada prinsipnya dikembangkan untuk membantu perusahaan untukmenentukan ukuran lot yang ekonomis.Penelitian menunjukkan bahwa pola pesanan yang dibuat dengan mengikuti model Silver Meal akan mengakibatkan variabilitas yang berbeda dengan yang ditentukan berdasarkan model least unit cost.
3. Fluktuasi harga
Apa yang anda lakukan jika anda sebagai manajer sebuah ritel supplier yang tiba-tiba memberikan diskon 10% untuk produk-produk tertentu? Pastilah anda akan membeli lebih banyak dari ukuran pesanan normal. Fenomena seperti ini sering terjadi.Ritel atau toko melakukan forward buying(membeli lebih awal) sebagai respon terhadap penurunan harga yang sifatnyatemporer, yang akan berakibat pada prediksi pusat distribusi. Akibatnya pusat distribusi akan memesan dengan jumlah besarke pabrik. Pabrik merespon dengan meningkatkan aktivitas produksi, bisa dengan lembur atau jasa luar, dan menambahpemesanan bahan baku ke supplier.Apa yang terjadi? Pada saat material akan dikirim ke pabrik, penurunan harga sudahberakhir dan ritel maupun toko-toko memiliki stock yang cukup besar. Mereka tidak akan memesan lagi dalam waktu 2 atau 3bulan karena memang permintaan konsumen akhir sebenarnya tidak berubah.
4. Rationing & Shortage Gaming
Pada situasi dimana permintaan lebih tinggi dari persediaan, penjual sering melakukan apa yang disebut rationing, yakni hanyamemenuhi seratus persen pesanan pelanggan, namun hanya sekian persen dari volume yang dipesan. Jadi, kalau persediaanyang ada hanya 800 unit dan pesanan seluruhnya ada 1000 unit, maka semua pelanggan hanya dialokasikan 80% daripermintaan.mengetahui bahwa permintaan mereka sering tidak dipenuhi seluruhnya, banyak pelanggan yang berupayamembesarkan ukuran pesanan mereka dengan harapan kalau dilakukan rationing, mereka masih memperoleh jumlah yangcukup.
Cara seperti ini merusak informasi pasar pada supply chain. Pemain yang ada pada bagian hulu tidak akan pernahmendapatkan informasi pasar yang mendekati kenyataan akibat motif gaming dan spekulatif yang dilakukan oleh pelangganmereka. Pabrik yang ada di bagian hulu tidak akan dengan mudah membedakan antara kenaikan pesanan yang bermotifspekulatif dan peningkatan pesanan yang murni.
Pengurangan bullwhip effect bisa dilakukan apabila penyebabnya dimengerti dengan baik oleh pihak-pihak pada supply chain.Beberapa pendekatan yang diyakini bisa mengurangi bullwhip effect adalah sebagai berikut :
1. Information Sharing
Infiormasi yang tidak transparan akan menyebabkan banyak pihak pada supply chain melakukan kegiatan atau dasar ramalanyang tidak akurat. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengurangi bullwhip effectadalah dengan membagi informasipermintaan ke seluruh pemain supply chain, termasuk pusat distribusi, pabrik maupun pamasok komponen atau bahan baku.
2. Memperpendek atau mengubah struktur supply chain
Semakin panjang dan kompleks struktur suatu supply chain, semakin besar terjadi distorsi informasi. Oleh karena itu cara yangbaik untuk mengurai bullwhip effect adalah dengan merubah struktur supply chain sehingga menjadi lebih pendek ataumemungkinkan terjadinya pertukaran informasi lebih lancer.
3. Pengurangan ongkos-ongkos tetap
Inovasi pada manajemen transportasi dan distribusi banyak membantu pengurangan bullwhip effect. Penggunaan jasa logisticjuga bisa mengurangibullwhip effect karena mereka bisa menggabungkan pengiriman produk yang dimiliki oleh perusahaanyang berbeda-beda dalam satu truk
4. Menciptakan stabilitas harga
5. Pemendekan lead time
Bullwhip effect mengakibatkan banyakj inefisiensi pada supply chain. Misalnya pabrik memproduksi dan mengirim lebih banyak dariyang sesungguhnya dibutuhkan akibat salah membaca signal permintaan dari pemaih hilir supply chain. Kegiatan di pabrik danpemasok menjadi fluaktuatif sehingga terkadang mereka harus lembur menghadapi pesanan yang berlebih. Bullwhip effect bisadikurangi dengan mengerti terlebih dahulu sebab-sebabnya.



Konsep dan Jenis Jenis Tata Letak Gudang

Konsep Dan Jenis Tata Letak  Di Gudang

Management gudang merupakan system pengoperasian gudang yang dapat memaksimalkan fungsi dari gudang itu sendiri.hal yang mendasar dari hal tersebut adalah konsep dari tata letak barang di gudang itu sendiri.ada beberapa konsep mengenai tata letak penempatan barang di gudang.dengan demikian juga tidak akan maksimal jika semua persyaratan gudang belum dilengkapi atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ada.di karenakan hal tersebut akan menjadi kendala didalam sebuah gudang.namun dengan demikian  mengingat " Cost " atau biaya yang di gunakan cukup lumayan, maka dengan itu dapat diminimalkan dengan me review seluruh kebutuhan produksi maupun penjualan kebutuhan maksimal dan kebutuhan minimal dengan kondisi gudang yang ada saat ini.


adapun beberapa konsep tata letak penempatakan Barang di gudang sebagai berikut :
  • Pembagian Tempat suatu barang ,pada pembagian tempar barang di bagi beberapa jenis 
    tempat barang dapat di sesuaikan dengan ketahanan suhu dikarenakan adanya beberapa barang yang disimpan digudang tidak dapat semuanya dapat ditempakan pada suhu yang berbeda contohnya barang yang tidak bisa di tempatkan pada suhu yang dingin atau lembab atau juga dengan suhu yang panas.sehingga menimbukan kerusakan pada barang tersebut dan menurunkan kualitas dari barang tersebut, selain itu juga penempatan barang sesuai dengan kebutuhan permintaan produksi yang ditinggi alangkah baik nya barang tersebut di tempatkan ditempat mudah dijangkau dan aman sehingga mudah di akses petugas dan meningkatkan dengan maksimal dari konsep tata letak penempatan barang itu sendiri.
  • Pembagian tempat sesuai dengan dimesi ukuran maupun berat
  • didalam suatu gudang terdapat beberapa macam puluhan ratusan ribuan bahkan jutaan jenis barang yang pastinya akan berbeda sesuai dengan type jenis barang dan ukuran dan berat yang berbeda dengan pembagian tempat tersebut dapat memaksimalkan penempatan sehingga tidak mempersulit pada saat proses pengambilan dan akses keluar masuk barang.
  • Label Kartu stock , setiap barang yang ada di gudang lebih baik diberikan dengan fungsi agar mudah di monitoring persentase banyak nya barang keluar masuk gudang dan mempermudah petugas.
  • Desain Gudang , dari beberapa penjelasan diatas tidak dapat di lepaskan dengan adanya mengenai desain gudang .desain gudang ini merupakan tata letak pemisahan dari jalur penerimaan dan pengeluaran barang yang nantikan akan mempermudah proses kegiatan gudang.
RECEIVING & SHIPPING


Penempatan departemen penerimaan (Receiving) dan pengiriman (Shipping) berpengaruh besar terhadap aliran material. Departemen penerimaan tempat dimulainya aliran material, sedang departemen pengiriman merupakan akhir dari aliran material.

Sentralisasi departemen penerimaan dan pengiriman mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : memaksimalakan penggunaan peralatan, memaksimalkan penggunaan personal, efisiensi ruangan, dan pengurangan biaya fasilitas.

Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gedung. Sebagai konsekuansinya adalah memaksimalkan penggunaan sumber daya (ruang) dalam gudang, yaitu memanfaatkan kapasitas secara penuh dengan biaya perawatan material rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan tranfortasi material masuk, penyimpanan, dan transformasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang. Biaya-biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi, dan penyusutan. Tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan material dalam gudang.

Intinya gudang diharapkan berfungsi untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya dan memaksimalkan pelayanaan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas. Maka dalam perencanaan gudang dan sistem pergudangan diperlukan hal-hal berikut ini :

Memaksimalkan penggunaan ruangan
Memaksimalkan penggunaan peralatan
Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan pengiriman material
Memaksimalkan perlindungan terhadap material
Jenis Inventory

٥    Raw material (Bahan baku)

٥    Work-in-progress (Setengah Jadi)

٥    Maintenance/repair/operating supply

٥    Finished goods (Barang Jadi)

Dari beberapa jenis gudang di atas, penyimpanannya dilakukan dengan beberapa cara. Antara lain dengan masa waktu penyimpanan, yang dibedakan menjadi dua yaitu gudang temporare yang berarti material yang disimpan hanya untuk sementara, dan gudang semi permanent yaitu tempat untuk penyimpanan material yang kemudian siap untuk dilakukan pengiriman material.


1. Penyimpanan Sementara

Suatu proses produksi yang dilakukan dengan melewati beberapa proses akan menghasilkan material setengah jadi, yaitu material yang harus menunggu dilakukan proses berikutnya. Barang setengah jadi ini yang telah diproses pada suatu proses harus disimpan dahulu untuk melaksanakan proses berikutnya. Untuk material setengah jadi proses penyimpanan dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, material tersebut disimpan dalam tempat tertentu yang agak lama untuk proses berikutnya sampai material tersebut diperlukan kembali. Kedua, menaruh barang setengah jadi tersebut dengan berada dekat mesin atau tempat kerja.

2. Penyimpanan Semi Permanent

Penyimpanan semi permanent merupakan penyimpanan untuk material- material menunggu perintah untuk dikeluarkan. Yang termasuk dalam penyimpanan ini adalah material produk jadi, material sisa, skrap, dan barang buangan yang masih sering dibutuhkan.

Aliran barang serta tata letak dalam gudang. Hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah:
  • Tata letak ruang untuk semua kegiatan.
  • Lokasi fisik barang di area penyimpanan (massal).
  • Bagaimana barang akan mengalir ke dalam dan keluar dari fasilitas gudang.
Tujuan mendefinisikan aliran dan tata letak dalam fasilitas gudang adalah untuk mengoptimalkan efisiensi arus barang melalui operasi atau kegiatan yang berbeda.
Tahapan pergerakan barang di dalam gudang sebagai berikut:
  • Penerimaan barang dan rotasi barang tersebut.
  • Penyimpanan barang.
  • Pergerakan barang dari tempat penyimpanan ke area pemilahan.
  • Pemilihan barang termasuk pengepakan atau perakitan ulang.
  • Pengeluaran atau pengiriman barang.
Sebisa mungkin pergerakan barang harus mencapai gerakan berkelanjutan melalui suatu proses dan meminimalkan jarak perjalanan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Ada dua pilihan tata ruang yang biasanya dipakai, yaitu “through-flow” dan “u-flow”.
Keuntungan memakai u-flow:U-Flow
  • Karena daerah penerimaan dan pengiriman berdampingan, ruangan dapat digunakan secara fleksibel, terutama jika kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada waktu yang berbeda pada hari kerja. Hal ini dapat menghemat ruang secara keseluruhan.
  • Demikian pula, personil dan peralatan dapat digunakan dengan cara yang fleksibel, mengurangi kebutuhan untuk sumber daya secara keseluruhan.
  • Karena akses utama ke gedung hanya satu tempat, maka keamanan lebih mudah untuk dikelolah.
  • Tempat untuk area penyimpanan bisa lebih besar atau banyak.
Bentuk dari through-flow seperti di bawah ini:
Through Flow


reference :